Jumat, 26 April 2019

﴾ Prinsip Komunikasi Suami Istri yang Diajarkan Nabi ﷺ ﴿




🔵70% persoalan suami istri dipicu oleh kegagalan komunikasi. Di Indonesia, setiap jam ada 40 kasus perceraian. Sebagian besarnya bermula dari masalah komunikasi suami istri. Sedih banget ya baca data begini.

🔵Kabar baiknya, Rasulullah ﷺ telah mengajarkan prinsip-prinsip komunikasi suami istri. Ada prinsip yang jika kita praktikkan, insya Allah akan tercipta Komunikasih. Komunikasi suami istri yang penuh kasih.

🗂 Menyamakan Frekuensi

🔵Ibarat radio, ketika frekuensi sama, kita bisa menikmati suaranya. Garpu tala bisa menghasilkan resonansi ketika frekuensinya sama.

🔵Dalam komunikasi suami istri, menyamakan frekuensi berarti saling memahami. Lalu berkomunikasi menyesuaikan diri dengan pasangan hidupnya.

🔵Prinsip ini bersumber dari hadits:

حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُونَ

📄“Berbicaralah kepada manusia dengan bahasa yang mereka mengerti” (HR. Bukhari)

أَنْزِلُوا النَّاسَ مَنَازِلَهُمْ

📄“Tempatkanlah manusia sesuai kedudukannya”(HR. Abu Dawud)

أمرنا أن نكلم الناس على قدر عقولهم

📄“Kami diperintahkan untuk berbicara kepada manusia sesuai kadar intelektualnya” (HR. Dailami dari Ibnu Abbas)

🔵Setelah melakukan penelitian selama 7 tahun tentang komunikasi suami istri, John Gray menemukan bahwa keluhan yang paling sering disampaikan istri adalah, suaminya tidak mendengarkan. Sedangkah keluhan yang disampaikan suami, istri sering terkesan mau mengubah suami.

🔵Mengapa ini bisa terjadi? Karena istri tidak begitu memahami karakter suaminya yang laki-laki. Demikian pula sebaliknya, suami tidak memahami karakter istrinya yang perempuan. Laki-laki dan perempuan itu berbeda, sejak dari fitrahnya.

🔵Karenanya Rasulullah ﷺ mengajarkan, komunikasi perlu dibangun di atas pemahaman komunikan. Beliau berkomunikasi dengan anak-anak, berbeda dengan beliau berkomunikasi sama istri.

🔵Bahkan, komunikasi beliau dengan Khadijah radhiyallahu ‘anha tidak sama persis dibandingkan komunikasi beliau dengan Aisyah radhiyallahu ‘anha.

🗂 Perbedaan Organ Fisik Laki-laki dan Perempuan

🔵Menyamakan frekuensi bukan berarti harus menjadi pribadi yang sama. Nggak bisa. Laki-laki dan perempuan itu secara fitrah berbeda.

🔵Apa saja perbedaan itu? Saya ingin mengutip dari buku Saikulujiyyah ar Rajul wa al Mar’ah karya Dr Thariq Kamal An Nu’aimi. Pertama, perbedaan organ fisik.

✒Organ s*ksual. Ini tidak perlu dijelaskan ya, semua pasti sudah mengerti.
✒Kulit. Laki-laki lebih tebal. Karena lebih tipis, umumnya kulit perempuan lebih cepat keriput.
✒Pita suara laki-laki lebih panjang sehingga suaranya lebih keras dan dalam.
✒Darah laki-laki lebih tebal dan jumlah butir darahnya lebih banyak. Dengan demikian, oksigen laki-laki pun lebih banyak sekitar 20 persen.
✒Tulang laki-laki ukurannya lebih besar dan susunannya berbeda dibandingkan perempuan. Ini membentuk gaya berjalan yang berbeda.
✒Tulang pinggul perempuan lebih besar, dirancang untuk menjaga kehamilan dan memudahkan persalinan.
✒Kandungan lemak dalam otot laki-laki lebih berimbang sehingga lebih mudah menurunkan berat badan.

🔵Kedua, perbedaan psikologis.

🗂 Perbedaan Psikologis Laki-laki dan Perempuan

🔵Perbedaan laki-laki dan perempuan bukan hanya dalam organ fisik. Secara psikologis juga berbeda. Jika kita memahami perbedaan ini dan kemudian menyesuaikan komunikasi berdasarkan pemahaman ini, hasilnya akan luar biasa.

📑Perbedaan psikologis laki-laki dan perempuan antara lain:

✒Gerak intuisi perempuan lebih tinggi daripada laki-laki
✒Perempuan lebih berorientasi memperkuat dan meningkatkan hubungan dengan orang lain
✒Respon perempuan ketika lelah berbeda dengan laki-laki
✒Kebiasaan mengeluh dan menggerutu juga berbeda

🗂 Memahami Perbedaan, Menyamakan Frekuensi

🔵Mari kita mencoba memahami suami kita. Atau tepatnya, tipe laki-laki secara umum. Laki-laki menghargai kemampuan, prestasi dan kesuksesan.

🔵Laki-laki tidak suka “digurui.” Laki-laki tidak suka diberi tahu apa yang harus dilakukannya. Ia ingin mencoba sendiri, dan merasa sukses ketika bisa menyelesaikan sendiri.

🔵Sementara, sebagai istri, tipe perempuan itu ingin membantu. Bagi perempuan membantu adalah nilai yang dijunjung tinggi tapi bagi laki-laki secara umum, itu dianggap “menggurui”.

🔵Contoh ketika bepergian, suami tidak tahu jalan. Kita pasti segera berkomentar, “coba berhenti Mas, tanya orang”

🔵Niat kita baik, membantu. Bagi wanita itu biasa tapi bagi laki-laki itu kurang disukai.

🔵Apalagi kalau kemudian ternyata suami benar-benar salah jalan. “Nah, Mas. Lebih baik berhenti sebentar. Tanya orang.”

🔵Apa yang terjadi? Umumnya justru masalah tidak selesai. Malah timbul perselisihan.

🔵Cobalah diam, bersabar. Begitu suami berhasil menemukan jalan, entah dengan Google map atau lainnya, itu kesuksesan tersendiri baginya.

🔵Sebaliknya, ketika istri mengungkapkan masalah, suami segera menanggapi dengan memberikan solusi dan pemecahan masalah.

🔵Bagi laki-laki, saat ada permasalahan harus dipecahkan dan ia adalah pemecah masalah.

🔵Padahal bagi perempuan, ia inginnya didengarkan dan dimengerti. Yang ia harapkan adalah empati, bukan solusi.



📚 keluargacinta.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika artikel ini bermanfaat, bantu share artikel ini. Lets change the world together :)