Sabtu, 22 Agustus 2020

JODOH DIPERTEMUKAN SESUAI NILAI (SKOR)

Gambar adalah ilustrasi


Oleh: Syarif Al-Qhadry

Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah postingan yang topiknya yang sangaaaaat menarik, yaitu mengenai jodoh. Ada beberapa hal yang menarik dari topik tersebut diantaranya :

1. Jodoh itu rahasia Allah dan karena rahasia maka manusia harus memperjuangkannya,
2. Sebelum terucapnya Ijab Kabul pada saat akad nikah tidak ada satupun manusia yang berjodoh,
3. Manusia itu dipasangkan berdasarkan derajat bukan nama. Dan tidak ada yang namanya salah jodoh,
4. Semakin banyak kriteria yang anda minta maka semakin kecil peluang anda akan mendapatkan jodoh.

Menarik memang kalau membahas mengenai jodoh. Jodoh adalah sebuah rahasia bagi manusia dari Allah. Tidak ada yang tahu siapa jodoh kita, siapa pendamping hidup kita. Dan yang pasti setiap ciptaan Allah itu mempunyai pasangannya masing-masing. Dan yang lebih menarik ternyata manusia itu dipasang-pasangkan berdasarkan derajat kedudukan di Sisi Allah bukan berdasarkan nama. misalnya.., Si (A) tidak pasti di pasangkan dengan si (B), Si (D) juga tidak pasti di pasangkan dengan si (C). Tapi orang dengan skor/nilai (N) akan dipasangkan dengan orang-orang yang memiliki skor/Nilai kisaran (N) juga. Menarik bukan?

Sebelum terlontarkan Ijab Kabul pada saat pernikahan atau sahnya nikah sesorang, seseorang tidak mempunyai kepastian jodohnya. Orang yang sudah sekian lama berpacaran atau taaruf belum tentu berjodoh. Bahkan orang yang sudah melaksanakan Khitbah atau lamaran pun masih tidak dapat dipastikan jdohnya. Laki-laki dan perempuan yang sudah memiliki kepastian jodoh adalah mereka yang sudah sah nikahnya, mereka yang sudah melontarkan Ijab Kabul pada saat nikah. Jadi orang yang sudah sah nikahnya yakinlah bahwa pasangan itu adalah jodoh Anda.

Lho lho lho lho?? bukannya orang yang sudah menikah juga memiliki kemungkinan bercerai yang artinya mereka belum tentu berjodoh? No.., No.., No.. Orang yang sudah menikah itu sudah pasti berjodoh,  yang ada adalah jodoh mereka berakhir sampai di sana. Nah bingung kan? Saya juga bingung hehhehehe... hmmm :)

Begini penjelasannya, ternyata sepasang suami istri itu dipasangkan atau dijodohkan karena nilai mereka di sisi Allah itu setingkat. Level kedudukan mereka di mata Allah sama. Jadi suami istri bisa bercerai dengan kehendak dan izin Allah karena di mata Allah nilai mereka sudah terlampau jauh terpisah. Bisa saja pada saat berumah tangga Nilai si Istri meningkat jauh di mata Allah, sedangkan si Suami bisa saja merosot jauh atau pun tetap. Sehingga Allah memisahkan mereka berdua. Hal seperti ini Inshaa Allah tidak akan terjadi kepada suami-istri yang berjuang bersama untuk menggapai keluarga yang Sakinah Mawadah Warahmah (SAMAWA) karena mereka berdua saling berkolaborasi meningkatkan nilainya disisi Allah yang artinya bersama mereka meningkatkan nilai mereka disisi Allah, sehingga level mereka pun terpaut sama.

Bukankah orang yang baik itu akan dijodohkan dengan orang yang baik, dan orang yang buruk itu dijodohkan dengan orang yang buruk, (Baca QS. An-Nur :26).., dalam hal nilai tentunya. Ini dapat menjelaskan kenapa orang yang tampak buruk menjadi jodoh orang yang tampak baik. Allah itu maha tahu, Dia mengetahui nilai masing-masing hambanya.

Bisa saja seseorang sangat jelek di bidang (P) tapi sangat baik dibidang (Q) dan pasangannya baik dibidang (P) tapi jelek dibidang (Q), sehingga klo ditotal mereka memiliki nilai yang sama. Dan kita tidak tahu berapa nilai kita bukan? Maka perjuangkan lah Jodoh Anda. Dengan cara yang benar tentunya, yaitu cara yang diajarakan olah Allah dan Rasul-Nya.

Dan tidak ada yang namanya salah jodoh, jika anda merasa mendapatkan jodoh yang buruk mungkin saja pada ada sisi yang lain tanpa anda sadari sangat buruk di mata Allah, sehingga total nilai anda di mata Allah dengan Jodoh anda itu sama. Maka jika ingin mendapatkan jodoh yang baik maka luruskan lah dan perbaiki diri menjadi orang yang baik. Jika seorang laki-laki ingin mendapatkan istri seperti Siti Khadijah maka jadilah seperti Muhammad, dan jika seorang wanita ingin mendapatkan Suami seperti Muhammad maka jadilah seperti Siti Khadijah. Jodoh itu rahasia Allah dan tidak ada yang namanya salah jodoh, maka perjuangkan Jodoh anda. Dan jika Ijab Kabul sudah terucap, Nikah sudah sah maka siapa orang yang bersama anda itulah jodoh Anda. Maka pertahankanlah, berjuanglah untuk saling melengkapi, saling meningkatkan nilai di mata Allah sehingga nilai anda dengan pasangan anda terpaut sama :)

Oh ya satu lagi, semakin banyak kriteria yang anda inginkan maka semakin kecil probabilitas anda mendapatkan pasangan hehehe..hmm, Perjuangkan jodoh Anda, karena jodoh itu misteri, raih jodoh. Tidak ada yang tahu siapa jodoh anda sampai sahnya sebuah pernikahan. Tidak ada yang namanya salah jodoh, dengan kehendak dan izin Allah lah seorang laki-laki dan perempuan mampu untuk melontarkan Ijab Kabul. Ayooo..berjuang..eitss dengan cara yang benar ya :)

Hidup Bukan Tentang Tebak- Tebakan

Assalamu'alaikum wr.wb πŸ™πŸ˜Š


Hidup bukan perkara tebak-tebakan. Misal, kita mendapat kondisi begini karena kurang berbuat baik. Kita mendapat sakit hati karena kurang berempati. Kita kehilangan pekerjaan karena kurang memberikan performa yang sesuai dengan keinginan atasan. Masih banyak lagi hal yang menyiratkan seolah kita manusia yang paling mengetahui segala hal termasuk yang ghaib sekalipun.


Bukankah menebak hal-hal ghaib bisa saja termasuk kesyirikan yang besar?


"Katakanlah, Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan." (QS. An-Naml 27: Ayat 65)


Musibah adalah sesuatu yang menimpa manusia. Bisa jadi itu hal yang baik, bisa pula hal yang buruk. Lantas musibah tidak ada kaitannya dengan istilah sial apalagi karma, karena islam tidak mengenal hal itu. Musibah hanya bagian dari cara Allah menguji manusia setelah keimanannya.


Maka ketika musibah menimpa, cukuplah katakan, semua ini sudah menjadi ketetapan Allah. Ketika kita meyakini semua yang menimpa kita telah menjadi ketetapan Allah, tentu bukan pula kita berdiam diri, tidak mengusahakan apapun. 


Sudah belajar, sudah berdoa tetapi nilai malah kosong. Sudah berbuat baik, sudah membantu orang lain tetapi masih terkena cibiran. Sudah mengikuti Sekolah Pra Nikah, sudah mengirim proposal ta'aruf tetapi tidak kunjung bertemu jodoh untuk menikah. Sudah bekerja keras, sudah banting tulang tetapi tidak dihargai anak dan istri. Sudah mengurusi anak, sudah menjadi guru selama pandemi tetapi tidak dihargai suami, dan masih banyak lagi. Maka sudahlah, mungkin memang untuk saat ini, Allah telah berketetapan seperti itu. 


Lagipula, yang paling merugikan dalam hidup adalah, ketika kita sadar sudah berusaha tetapi tidak melibatkan Allah di dalamnya, kemudian hasil juga tidak sesuai, tentu ini sangat mengecewakan. Selama berusaha dan berdoanya melibatkan Allah, kenapa harus menebak- nebak ketetapan  yang sudah Allah gariskan kepada makhluknya.


Percayalah, pertolongan Allah  pasti datang. Sama seperti ketika Nabi Musa dikejar oleh Fir'aun dan pasukannya. Nabi Musa bahkan tidak tahu bahwa nantinya Allah akan memberikan pertolongan berupa laut merah yang terbelah.


"Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang beriman bertawakal."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 160)


Semoga bermanfaat. πŸ™πŸ˜Š