Selasa, 13 Oktober 2020

Putri Malu, Beginilah Seharusnya Wanita

 Mimosa pudica, nama ilmiah dari tanaman liar. Tanaman yang tidak ingin kita lihat di pekarangan kita. Tanaman yang kita hindari, karna jika kita menginjaknya, maka kita akan tersakiti. Yak, mimosa pudica.. sang “putri malu”. Kenapa ia dinamakan sebagai putri malu? Tentu saja ada silsilah dibalik namanya. Namanya berkaitan dengan salah satu makhluk Allah yang bernama wanita.

Mari kita simak. Lihatlah ia.. Ia adalah tanaman yang merambat. Pada umumnya,  tanaman yang merambat memiliki akar serabut. Namun tidak dengan mimosa pudica. Akarnya tunggang. Batangnya berduri, daunnya memiliki lapi
san turgor, dan bunganya,,,,, pink. warna yang amat sangat identik dengan wanita. Begitulah jika kita pandang sekilas sang mimosa pudica.

Senin, 12 Oktober 2020

TES TULIS DM2 KAMMI SOLO / 5-9 OKTOBER 2016

Nama                                                 

Fakultas/Jurusan/ angkatan       

Komisariat/KAMDA                       


Tes tertulis ini dijawab dengan open-book.  Apabila ada jawaban yang disadur dari sebuah referensi, harap tulis referensi di bawah jawaban tersebut.



Jawablah pertanyaan di bawah ini dalam sebuah lembar kertas yang berbeda !

1.      Jelaskan prinsip-prinsip aqidah Islam!

2.      Bagaimanakah aqidah yang benar dan lurus itu?

3.      Jelaskan yang dimaksud dengan al wala wal bara’!

4.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan ikhlas!

5.      Jelaskan perbedaan jin, syetan, dan iblis!

6.      Bagaimana praktik menjaga pandangan yang anda lakukan?

7.      Jelaskan hakekat dan tujuan dakwah Islamiyah?

8.      Jelaskan tentang tahapan dakwah Rasulullah!

9.      Menurut anda, bagaimana kondisi ideal tegaknya syariat di muka bumi ini?

10. Jelaskan yang dimaksud dengan ideologi!

11. Apakah islam merupakan ideology? Jelaskan.

12. Apa pentingnya ideologi bagi suatu organisasi ? Dan bagaimana posisi ideologi dalam landasan filosofi suatu gerakan ?

13. Jelaskan kondisi makro Indonesia dalam sektor

a.      Perekonomian

b.      Pendidikan

c.       Pertanian dan pangan

d.      Industry

e.      Kebudayaan

f.        Sumber daya energy

g.      Pertambangan

h.      Pariwisata

i.        Politik

j.        Sumberdaya Manusia

14. Jelaskan kondisi makro Daerah anda berasal dalam sektor

a.      Perekonomian

b.      Pendidikan

c.       Pertanian dan pangan

d.      Industry

e.      Kebudayaan

f.        Sumber daya energy

g.      Pertambangan

h.      Pariwisata

i.        Politik

j.        Sumberdaya Manusia

15. Bagaimana konsep politik dalam Islam ?

16. Bagaimana bentuk alternatif gerakan mahasiswa selama 10 tahun ke depan ?

17. Apa yang anda ketahui tentang KAMMI ? (sejarah, sistem pengkaderan, sistem pergerakannya)

18. Apa saja filosofi gerakan KAMMI yang anda ketahui ? Jelaskan masing-masing bagian dari filosofi gerakan KAMMI !

19. Sebutkan dan jelaskan kembali materi-materi yang anda dapatkan dalam Daurah Marhalah 1 dengan lengkap !

20. Selama menjadi anggota KAMMI, apa yang anda rasakan dan  apa yang membedakan dengan gerakan pemuda yang lain? Berikan saran yang membangun untuk KAMMI kita!

21. Bagaimana KAMMI menempatkan dirinya dalam pembangunan dan perkembangan Indonesia sebagai sebuah negara bangsa yang besar dan majemuk ?

###


Rabu, 07 Oktober 2020

[Bukan] Habibie-Ainun :)

 

Film yang sempat menggemparkan Indonesia awal tahun ini :)

Pemuda-pemudi sedang dimabuk Semeru dan Kisah Cinta dua insan yang amat mendalam. Mendatangkan pada keduanya harapan-harapan, mendadak ingin naik gunung atau mendadak ingin seperti Habibie dan Ainun.
Tapi sungguh hidup ini bukanlah hidup orang lain. Aku bukan Habibie. Sedangkan kamu juga bukan Ainun. Kita tidak harus menjadi seperti mereka bukan?
Aku membaca lembar demi lembar kisah cinta mereka, sejak saat itu aku berpikir. Seandainya kisah Ali dan Fatimah pun dijadikan film, pasti lebih mengerikan efeknya. Sayangnya , tidak semua orang kenal Ali dan Fatimah. Mereka menjadi butiran debu.
Aku membaca lembar demi lembar kisah cinta mereka, yang aku pahami. Kehidupan mereka amat dekat dengan keseharian kita. Pada satu sisi aku begitu kagum dengan cara mencintai Habibie kepada Ainun dan sebaliknya.
Cinta mereka tumbuh ditengah pernikahan mereka yang begitu mempesona. Jika ada badai, tak pula menjadi sorotan infotainment sampah. Mana ada yang berani mengusiknya.
Tapi aku bukan Habibie dan kamu bukan Ainun. Haruskah kita menjadi seperti mereka. Kita punya buku yang bisa kita tulis sendiri kisah kita. Tak perlulah menjadi konsumsi publik, disaksikan banyak orang karena cukup kita dan anak-anak yang merasakan.
Aku sendiri punya cerita yang tak kalah hebatnya, kisah tentang ayah dan ibu …
Pada masa lalu, tiang-tiang listrik belum masuk desa. Ibu dan Bapakku bekerja keduanya sebagai guru sekolah dasar. Itupun lokasi SD ibu jauh sekali. Kendaraan yang mereka punya waktu itu sekedar sepeda jengki. Ayah cukup berjalan kaki setengah jam menuju sekolah.
Masa lalu belum ada telepon, pernah dalam suatu hari Ibu sakit dan ayah harus mengayuh sepeda sebelum subuh cepat-cepat untuk mengantarkan surat ijin Ibu kepada sekolah dan kembali lagi. Aku tidak tahu berapa jaraknya, tapi aku tau saat ini itu jauh sekali.
Sepeda itu patungan gaji ayah dan ibu. Ibu pun biasanya berangkat subuh untuk sampai di sekolahnya tepat waktu. Itu di jaman belum ada listrik.
Aku duduk menyimak setiap kalimatnya. Seandainya aku tuliskan menjadi berhalaman-halaman novel. Bisa jadi ia menjadi Best Seller. Tapi siapa pula yang kenal Ibu dan Bapak selain anak-anaknya sendiri.
Aku menutup buku Habibie dan Ainun pada halaman terakhir. Aku kagum, tapi aku tahu aku bisa membuat cerita hidupku sendiri. Aku masih memiliki ratusan halaman kosong untuk diisi setiap saat.
Kamu tidak harus seperti Ainun untuk mencintaiku bukan, pun sebaliknya. Aku memiliki cara sendiri, Tuhan pun menyediakan caranya. Aku memilih. Tuhan memilihkan yang terbaik. Aku hanya tidak ingin kita salah mengartikan kisah antara Ainun dan Habibie, kau tahu keduanya menjalin semua kisahnya pada masa pernikahannya hingga Habibie dianggap gila oleh dokter ketika meninggalnya Ainun, yang setiap bangun tidur selalu memanggil namanya dan menyadari Ainun telah tiada. Lantas dia menangis.
Kamu mungkin perlu tahu bahwa buku yang kamu baca itu adalah saran dari para dokter untuk terapi Pak Habibie agar tidak terlalu bersedih. Sebab itulah buku itu begitu hidup ketika Pak Habibie menulisnya, menyentuh para pembaca.
Tapi kita bukan Ainun dan Habibie. Kita cukup menyadari hal itu. Kita tidak hidup dibawah bayang-bayang kisah orang lain bukan ?

repost dari mas Gun.. bener juga.. Kita pasti mempunyai kisah cinta masing-masing yang lebih indah dari Bapak BJ. Habibie dan Ainun.. Seindah cinta Rasulullah SAW dan Bunda Khadijah.. :)