Senin, 28 September 2015

"Kecoa"


CEO Google memiliki kisah inspiratif tentang kecoa.

Nama Sundar Pichai kini mulai banyak dikenal oran g ketika menjabat pimpinan tertinggi raksasa perusahaan Google. Pichai terlahir di Tamil Nadu, India pada tahun 1972. Pichai dikenal oleh karyawan Google sebagai seseorang yang selalu berhasil merealisasikan rencana menjadi kenyataan. Beberapa proyek dia yang sukses yakni browser Chrome, Chrome OS, dan Chromebook.

Sundar Pichai memang dikenal sebagai orang yang ramah, cerdas, dan pekerja keras. Ada sebuah kisah inspiratif dari pidato yang indah oleh Sundar Pichai – seorang Alumni IIT-MIT dan mantan Global Head dari Google Chrome. Apa isi pidato tersebut?
kisah inspiratif
Sundar Pichai berpidato tentang kecoa. Kisah inspiratif dibalik kecoa yang menjijikkan.

Teori kecoa untuk Pengembangan Pribadi

Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita.

Dia mulai berteriak ketakutan.

Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut.

Reaksinya menular, karena semua orang di kelompoknya juga menjadi panik.

Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi tapi … kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok.

Sekarang, giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama.

Pelayan bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka.

Dalam sesi saling lempar tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan.

Pelayan berdiri kokoh, menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya.

Ketika dia cukup percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan nya keluar dari restoran.

Menyeruput kopi dan menonton hiburan itu, antena pikiran saya mengambil beberapa pemikiran dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku heboh mereka?

Jika demikian, maka mengapa pelayan tidak terganggu?

Dia menangani peristiwa tersebut dengan mendekati sempurna, tanpa kekacauan apapun.

So, para hadirin.. CEO dari India ini kemudian bertanya:

“Lalu apa yang bisa saya dapat dari kejadian tadi?”

Ia melanjutkan pidatonya..

“Dari tempat saya duduk, saya berpikir..

Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa?

Berarti jelas bukan karena kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan. Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana cafe jadi kacau.

Kecoa memang menjijikkan.
Tapi ia akan tetap seperti itu selamanya.
Tak bisa kau ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan.

Begitupun juga dengan masalah.

Atau macet dijalanan, atau istri yang cerewet, teman yang berkhianat, bos yang sok kuasa, bawahan yang tidak penurut, deadline yang ketat, tetangga yang mengganggu, dsb.

Sampai kapanpun semua itu tidak akan pernah menyenangkan.

Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi yang membuatnya demikian.”

Yang mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut.

Disitu saya menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu saya.

Bukanlah kemacetan lalu lintas di jalan yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh kemacetan yang mengganggu saya.

Reaksi saya terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup saya, melebihi dari masalah itu sendiri.
Apa hikmah dibalik kisah inspiratif dari pidato ini?

Kita mengerti, kita tidak harus bereaksi dalam hidup. Akan lebih baik kita harus selalu merespon.

Para wanita bereaksi, sedangkan pelayan merespon.

Reaksi selalu naluriah sedangkan respon selalu dipikirkan baik-baik.

Sebuah cara yang indah untuk memahami ………… HIDUP.

Orang yang BAHAGIA bukan karena Semuanya berjalan dengan benar dalam Kehidupannya..

Dia BAHAGIA karena Sikapnya dalam menanggapi Segala sesuatu di Kehidupannya Benar..!

Itulah kira-kira hikmah yang dapat diambil dari sebuah kisah inspiratif dari pidato CEO Google, Sundar Pichai.

Anakmu Mengenalkan Siapa Kamu


''ANAKMU MENGENALKAN SIAPA DIRIMU...!!

1. Jika anakmu BERBOHONG,itu karena engkau MENGHUKUMNYA terlalu BERAT.
2. Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI, itu karena engkau TIDAK MEMBERI dia SEMANGAT
3. Jika anakmu KURANG BERBICARA, itu karena engkau TIDAK MENGAJAKNYA BERBICARA
4. Jika anakmu MENCURI, itu karena engkau TIDAK MENGAJARINYA MEMBERI.
5. Jika anakmu PENGECUT,itu karena engkau selalu MEMBELANYA.
6. Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN, itu karena engkau BERBICARA TERLALU KERAS KEPADANYA.
7. Jika anakmu MARAH, itu karena engkau KURANG MEMUJINYA.
8. Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS, itu karena engkau TIDAK BERBAGI DENGANNYA.
9. Jika anakmu MENGASARI ORANG LAIN, itu karena engkau SUKA MELAKUKAN KEKERASAN TERHADAPNYA.
10. Jika anakmu LEMAH,itu karena engkau SUKA MENGANCAMNYA.
11. Jika anakmu CEMBURU,itu karena engkau MENELANTARKANNYA.
12. Jika anakmu MENGANGGUMU, itu karena engkau KURANG MENCIUM & MEMELUKNYA
13. Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU,itu karena engkau MENUNTUT TERLALU BANYAK padanya.
14. Jika anakmu TERTUTUP, itu karena engkau TERLALU SIBUK.

Senin, 21 September 2015

SATU ISTRI EMPAT RASA


(Catatan Kajian Spesial Muslimah, Ahad 20 September 2015)
Satu istri empat rasa. Tema yang sangat provokatif dan kontroversial. Mengundang komentar banyak orang, bahkan hujatan.
Padahal, kajian ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kampanye anti poligami, atau yang semacamnya. Kajian ini hanyalah sebuah upaya pencerahan, tentang peran seorang istri yang memiliki banyak rasa.
Allah berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Ruum: 21)
Ayat di atas mengisyaratkan, setidaknya ada tiga rasa dalam kerumahtanggaan. Yakni rasa tenteram, rasa kasih, dan rasa sayang. Berdasarkan indikasi ayat ini, maka pasutri semestinya memiliki kemampuan mengolah rasa yang melingkupi rumah tangganya.
Terkait dengan masalah olah rasa ini, peran istri tentu tidak dapat diabaikan. Sebab celupan warna rasa dari para istri bisa jadi merupakan hal yang paling menentukan dalam laju sebuah rumah tangga.
Satu istri empat rasa. Artinya, seorang istri harus mampu setidaknya mengelola empat peran mendasar, demi terpenuhinya empat rasa yang dibutuhkan para suami.
Apa sajakah empat peran tersebut?
Pertama, istri sebagai pengantin atau kekasih suami
Menadi pengantin seumur hidup bagi suami itu sangat mungkin. Tipsnya sederhana, yakni menjaga kecantikan fisik dengan berhias dan merawat diri, serta memiliki inner beauty atau akhlak yang baik. Menjaga penampilan di hadapan suami dengan senantiasa berpakaian yang rapi dan menyenangkan.
Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, “Sebaik-baik wanita adalah mereka yang senantiasa menyenangkan apabila suaminya memandang, yang senantiasa taat saat suaminya memberi perintah, selalu menjaga harta dan dan kehormatan bila ditinggal suaminya.” (HR Abu Daud)
Kedua, istri sebagai “ibu” bagi suaminya
Terhadap anaknya, seorang ibu biasanya lemah lembut, rela berkorban apa saja, memberi tanpa pamrih, bersabar, mudah memaafkan, dan lain-lain. Maka, sebagai istri kita pun dituntut untuk bisa bersikap demikian. Menjaga dan merawat suami tanpa pamrih dan tanpa kenal lelah.
Ketiga, istri sebagai sahabat suami
Disamping harus menjadi kekasih dan ibu, seorang istri juga sebisa mungkin harus bisa menjadi sahabat bagi suaminya. Fungsi sahabat yaitu sebagai partner di segala bidang, men-support di segala kondisi, sebagai keeper (penjaga) rahasia suami, dan sebagai pendengar atau tempat berbagi keluh-kesah. Sebab, seperti halnya wanita, para laki-laki pun adakalanya merasa ‘down’, kecewa, dan sebagainya. Siapa lagi yang akan membangkitkan semangat suami kembali, jika bukan kita, istrinya?
Hal tersebut sudah dicontohkan oleh para istri Rasulullah. Ialah Khadijah, yang langsung menyelimuti dan memotivasi suaminya, saat beliau saw memperoleh wahyu pertama kali sehingga ketakutan. Adalah Ummu Salamah, yang cerdas memberikan ide kepada sang suami saat dihimpit kebimbangan. Pun tentang Aisyah, yang senantiasa membuat Rasulullah tersenyum dengan kepolosannya.
Istri sebagai pelayan suami
Siapa yang tidak ingin dilayani seumur hidup? Setiap orang pastinya, tak terkecuali suami. Suami membutuhkan kehadiran seorang pelayan, yang mampu mengurus segala keperluannya. Pelayan yang menyediakan masakan untuknya, dengan sentuhan kasih dan cinta. Pelayan yang siap memijit tubuhnya saat ia sedang kelelahan. Pelayan yang selalu berusaha menjaga agar suami dalam keadaan bersih dan rapi. Pelayan yang siap meladeni suami kapanpun dan di manapun, termasuk urusan ranjang yang hanya boleh didapatkan dari istrinya. Maka jadilah pelayan yang taat untuk suamimu, insyaallah dia pun akan menjadi majikan yang murah hati bagimu.
Mengapa istri harus menjalankan semua peran tersebut?
Ya karena memang suami adalah imam bagi istri, dan istri adalah makmum bagi suaminya. Secara kodrat, Allah sudah melebihkan para suami, yakni sebagai pemimpin bagi wanita/istrinya karena berbagai alasan. Maka ridho Allah ada pada ridho suami.
Rasulullah saw bersabda, “Tidak selayaknya seseorang sujud kepada manusia. Seandainya dibolehkan seseorang bersujud kepada sesama manusia, pasti akan aku perintahkan para istri untuk bersujud kepada suaminya, disebabkan Allah telah melebihkan haknya atas istrinya.” (HR Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)
Satu istri empat rasa, sebuah cita-cita dan upaya terciptanya istri-istri ideal yang didamba para suami. Jika istri mampu menjadi kekasih dan pengantin bagi suami seumur hidup, maka suami merasa kaya akan cinta. Saat istri menghujani kasih sayang yang melimpah layaknya seorang ibu kepada anaknya, maka suami akan senantiasa merasa damai dan tenteram. Saat istri mampu menjadi sahabat yang baik bagi suaminya, maka suami akan mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi sehingga mudah baginya meraih kesuksesan. Begitu pula saat istri mampu melayani suami, kapanpun dan di manapun, maka suami pasti akan merasa bahagia karena diperlakukan secara spesial.
“Dunia ini perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (istri) shalihah.”
*Sekali lagi, ini bukanlah sosialisasi penolakan ta'adud (poligami). Berapapun jumlah istri, jika masing-masing mampu menjalankan minimal 4 peran besar di atas, maka insyaallah terciptanya keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah bukan sekadar angan-angan belaka.

Cerita ku tentang-nya


Aku ingin bercerita.
Tentang aksi Al aqsha hari ini.
Bukan, bukan tentang orasi-orasi yang membakar semangat dan golak darah kami. Bukan pula pekikan takbir yang membuat bulu kuduk ini meremang. Atau prosesi solat ashar berjama'ah yang membuat segalanya menjadi syahdu.
Tapi tentang mereka, yang mengulurkan tangannya ke dalam kotak donasi yang kubawa berkeliling.
Awalnya, ragu-ragu aku melangkah, hendak kemana? Tempat aksi begitu sepi, tapi bila tidak berkeliling kotak ini akan tetap kosong. 
Aku mendekat pada sekumpulan pemuda, menawarkannya memberi kebaikan lewat kotak ini, mereka mengangkat tangan, menggeleng sambil tersenyum. Tak apa..
Namun kemudian, dari jauh kulihat seorang bapak tua duduk di atas becaknya tersenyum padaku. Seolah memanggilku untuk kesana, bergegas aku mendekat. "Bismillah..", bisiknya sambil memasukkan tangannya ke kotak yang kubawa.
Hatiku gentar. Luruh seketika. Melihat wajah si bapak yang begitu takzim, begitu tenang memberikan sebagian rezekinya. Ya Rabb....
Terima kasih bapak, semoga berkah dan bermanfaat untuk muslim Palestina di sana. 
Ada rasa yang tiba-tiba naik, membuatku mantap berkeliling menawarkan mereka, sesiapa, untuk membagi kebaikan. 
Aku mendekat pada bapak-bapak satpam. Baik hati ia mengulurkan tangannya ke dalam kotak sambil tersenyum. Kepada penjual helm di pinggir jalan, ringan tangan ia memberikan sebagian rezekinya.
Hari semakin sore, orasi satu persatu disampaikan. Aku memutuskan berhenti berkeliling, memilih berdiri di badan jalan sambil tetap membawa kotak, menawarkannya pada mobil dan motor yang melintas. 
Aku menunggu. Lama.. Tapi belum ada satupun dari mereka yang berhenti atau mengeluarkan tangannya dari jendela demi melihat kotak donasi ini.
"Mungkin mereka buru-buru" pikirku. Mencoba berhusnudzan. 
Dan benarlah, tak lama, dari jauh kulihat sebuah mobil hitam memelankan lajunya, sebuah tangan melambai lambai padaku. "Palestina, mbak?" Tanya seorang bapak di dalam mobil begitu aku mendekat.
"Benar. Palestina, Abah. Gaza." Kuangkat kotakku lebih tinggi agar ia bisa membaca tulisan yang tertempel disana. Ia mengangguk, lantas memasukkan tangannya ke dalam kotak.
Ada satu titik tak jauh dariku, yang membuatku terus memperhatikan. Seorang ayah yang membonceng anaknya. Beberapa kali sang ayah mencolek lengan si anak, berkata sesuatu padanya, lalu melihatku. Saat jalanan mulai sepi, aku bergegas mendekat. Melihatku yang berjalan ke arah mereka, si anak turun dari motor, berlari dan mengulurkan uangnya. Aku tersenyum, menyuruhnya untuk langsung memasukkan ke kotak.
"Terimakasih cantik. Temen temen palestina pasti seneng bisa dibantu sama adek." Kataku sambil memberinya dua buah stiker. Malu-malu dia tersenyum.
Aku menoleh pada teman-teman lain, ghirah itu bisa kurasakan. Sungguh..
Aku kembali ke badan jalan. Satu persatu mobil yang lewat memelankan lajunya, membuka jendela dan memasukkan tangannya ke dalam kotak. Paras arab, tionghoa, pribumi.. ringan tangan mereka membagi sebagian yang dimilikinya. Ya Rabb.
Begitu juga dengan perempuan berkerudung yang menghentikan motornya di depanku, untuk membagi kebaikan lewat kotak ini.
Hingga.. satu mobil suv hitam. Seorang ibu- ibu membuka kaca dan memasukkan tangannya ke dalam kotak yang kubawa. Sekilas kulihat, ada gantungan salib di mobilnya, pun dengan anting-anting yang dikenakan.
Seketika aku menangis. Sempurna menangis. Terenyuh. Ya Rabb.. sungguh masih banyak manusia di dunia ini yang baik.
You don't need to be muslim to stand up with Gaza. You just need to be human.
"Hati hati, mbak." Mengingatkanku yang terlalu berada di tengah jalan. Aku mengangguk, mataku panas.
"Terimakasih, ibu. Assalamu'alaykum."
Siapapun, siapapun, yang telah membagi kebaikan, membagi sebagian rezekinya, membagi apa yang dimiliki lewat kotak ini, semoga Allah membalas kebaikanmu. Semoga Allah membalas kebaikanmu..
-Aya Sofia-
Staf JN UKMI UNS

Romantis Itu....

Oleh : Ustadz Zainal Abidin. Lc
🌷 INSPIRASI!!! πŸ’
πŸƒ _Seorang ibu setengah baya pd sebuah pengajian rutin bertanya kpd ustadnya; "Ustad bgmn membangun romantisme dlm keluarga" pertanyaan yg membuat keringat sang ustad mengalir deras....namun tetap mencoba menjawab;
✅_Romantisme itu....
Ketika malam tinggal sepertiga, seorang istri terbangun. Ia berwudhu, menunaikan shalat dua rakaat. Lalu membangunkan suaminya. “Sayang.. bangun.. saatnya shalat.” 
Maka mereka berdua pun tenggelam dalam khusyu’ shalat dan munajat.
✅_Romantis itu…
Ketika seorang istri mengatakan, “Sebentar lagi adzan, Sayang..” 
Lalu sang suami melangkah ke masjid, menunaikan tahiyatul masjid. Tak ketinggalan ia menunaikan dua rakaat fajar. Maka ia pun menjadi pemenang; dan itu lebih baik dari dunia dan seisinya.
✅_Romantis itu…
Ketika suami berangkat kerja, sang istri menciumnya sambil membisik mesra, “Hati-hati di jalan, baik-baik di tempat kerja sayang... kami lebih siap menahan lapar daripada mendapatkan nafkah yang tidak halal”
✅_Romantis itu…
Ketika suami istri terpisah jarak, tetapi keduanya saling mendoakan di waktu dhuha: “Ya Allah, jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup dan buah hati kami penyejuk mata dan penyejuk hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan, teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran dan perjuangan, ringankanlah jiwa kami untuk berkorban, maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dengan rezeki halal dan berkah dariMu”
✅_Romantis itu…
Ketika suami sibuk kerja, saat istirahat ia sempat menghubungi istrinya. Mungkin satu waktu dengan menghadirkan suara. Mungkin hari lainnya dengan WA dan SMS cinta. 
“Apapun makanan di rumah makan, tak pernah bisa mengalahkan masakanmu.” Lalu sang istri pun membalasnya, “Masakanku tak pernah senikmat ketika engkau duduk di sebelahku.”
✅_Romantis itu…
Ketika menjelang jam pulang kerja, sang suami sangat rindu untuk segera pulang ke rumah dan bertemu istrinya. Pada saat yang sama, sang istri merindukan belahan jiwanya tiba.
✅_Romantis itu…
Ketika suami mengucap salam, sang istri menjawabnya disertai senyuman. Bertemu saling mendoakan. Istri mencium tangan suami, dan suami mengecup kening istri lalu saling mengecup pipi kanan dan kiri bergantian.
✅_Romantis itu…
Ketika suami tiba di rumah, istri menyambutnya dengan wajah cerah dan bibir merekah. Maka hilanglah segala penat dan lelah. Beban kerja di pundak mendadak menghilang, terbang melayang.
✅_Romantis itu…
Ketika syukur selalu menghiasi makan bersama. Meski menunya sederhana, nikmat begitu terasa, keberkahan pun memenuhi seluruh keluarga.
✅_Romantis itu…
Ketika suami istri kompak mengajar anaknya mengaji. Meski telah ada TPQ, sang ayah dan sang ibu tidak berlepas diri dari tanggung jawab untuk mencetak generasi Rabbani. 
Kelak, merekalah yang akan mendoakan sang orang tua, saat perpisahan selamanya telah tiba masanya.
✅_Romantis itu…
Ketika sang istri tidak berat melepas suami. Keluar rumah. Untuk mengaji, atau aktifitas da'wah. Sebab sang istri ingin suaminya menjadi imam baginya, juga bermanfaat bagi Islam dan umatnya...,
Ψ¨Ψ§Ψ±Ωƒ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΩΩŠΩƒΩ…

Minggu, 13 September 2015

" Yang Langka "

Bismillaah...

Yang langka itu...

Istri
yg tunduk patuh pada suami.
yg senantiasa berseri2 saat dipandang.
yg ridha terdiam saat suami marah.
Tidak merasa lebih apalagi meninggikan suara.
Tercantik di hadapan suami.
Terharum saat menemani suami beristirahat.
Tak menuntut keduniaan yg tidak mampu diberikan suaminya.
yang sadar bahwa ridha-Nya ada pd ridha suaminya.

Yang langka itu...
Suami
yang mengerti bahwa istrinya bukan pembantu.
Sadar tak melulu ingin dilayani.
Malu jika menyuruh ini itu krn tahu istrinya sudah repot seharian urusan anak dan rumah.
yang tak berharap keadaan rumah lapang saat pulang krn sadar itulah resiko hadirnya amanah2 yg masih kecil.

yang sadar pekerjaan rumah tangga juga kewajibannya.

yang rela mengerjakan pekerjaan rumah tangga krn rasa sayangnya thd
istrinya yg kelelahan.

Yang langka itu...

Anak lelaki
yang sadar bahwa ibunya yg paling berhak atas dirinya.
yang mengutamakan memperhatikan urusan ibunya.
yang lebih mencintai ibunya dibanding mencintai istri dan anak2nya.
yang sadar bahwa surganya ada pd keridhaan ibunya.

Yang langka itu...
Orang tua
yang sadar bahwa anak perempuannya jika menikah sudah bukan lagi miliknya.
yang selalu menasehati untuk mentaati suaminya selama suaminya tidak
menyuruhnya kpd perkara munkar.
yang sadar bahwa keridhaan Allah bagi anaknya telah berpindah pd ridha suaminya.

Yang langka itu...
Seorang ibu
yang meskipun tahu surga berada di bawah telapak kakinya.
Tapi tidak pernah sekalipun menyinggung hal tsb saat anaknya ada kelalaian thdnya.
yang selalu sadar bahwa mungkin segala kekurangan pd anak2nya adalah hasil didikannya yg salah selama ini.
yang sadar bahwa jika dirinya salah berucap atau do'a keburukan maka malaikat akan mengijabah do'anya.

Yang langka itu...
Anak yang senantiasa mendoakan kebaikan bagi orangtuanya dlm keheningan sepertiga malam terakhir.
Meskipun sehari hari dlm kesibukan rumah tangganya.
Dalam kesibukan usahanya.
Dalam kesibukan pekerjaannya.

Yang langka itu...
Orang-orang yg saling memberikan nasehat dalam kebenaran dan kesabaran.
yang saling memaklumi jika hal2 di atas lupa atau lalai dilakukan.
Sehingga saling memaafkan diantara mereka.

Maka rahmat Allah berada diantara mereka.
Dan Allah dgn kemurahanNya memaafkan kesalahan2 mereka.

Yuuk kita jadi yg langka2 ini....����

Barakallaahu fiikum

[Semua Akan Cie Cie Pada Waktunya]


Dari sekian majelis yang pernah saya belajar di dalamnya, saya melihat perempuan lebih rajin mencatat. Kebalikan dari laki-laki. Malas mencatat. Tapi tidak jarang saya dapatkan laki-laki malah lebih bagus jawabannya dibandingkan perempuan, padahal tidak mencatat. Apa yang bisa dipelajari dari sini? Yang bisa dipelajari adalah:
Bahwa laki-laki lebih menguasai hal-hal global daripada perempuan.
Bahwa perempuan lebih menguasai hal-hal rinci daripada laki-laki.
Makanya, pemetaan pikiran laki-laki biasanya lebih global, simple, meluas dan tepat dibandingkan perempuan yang kadang pemetaan pikirannya lebih fokus ke furu' mufashshalah (cabang-cabang rinci) yang bahkan kadang menurut laki-laki ga penting sama sekali. Contoh:
Laki-laki kalau mau safar, modal dengkul juga jadi. Simple. Tapi perempuan? Jangan harap cuma modal pakaian. Perempuan lebih berfikir ke furu', sampai minyak kayu putih, bahkan sampai memikirkan jarum. Kayak mau nyantet orang aja.
Laki-laki kalau mau ke kajian, atau ke mall, atau ke pasar, atau ke kantor, tidak begitu memikirkan kosmetik. Asal baju rapih dan matching, selesai. Jangan tanya perempuan tentang mereka saat mau pergi ke sana.
Laki-laki saat di kajian, mendengarkan ustadznya, sambil menata mind-mapping global. Rincinya tidak penting-penting amat. Ego dan rasa 'keperkasaan' mereka akan berkata, 'Ah, gue juga bisa mikirin rincinya sendiri tanpa di-talqin'. Beda sama perempuan, mendengarkan ustadznya, sambil banyak mencatat. Sehalaman, dua halaman, sampai banyak. Setelah itu ya sudah. Kalau diadu sama laki-laki, malah bisa kalah. Karena laki-laki lebih menguasai ushul, sedangkan perempuan lebih menguasai furu'. Dan mereka yang menguasai ushul, lebih layak jadi pemimpin daripada yang lebih dominan penguasaan furu'. Iya. Kalau diadu sama laki-laki, malah bisa kalah. Tapi kecenya, kalau laki-laki ternyata yang kalah, mereka akan beralasan, 'Ya wajar lah, wong akhwat pada nyatet, saya nggak.'
Ga wajar, mas. Antum cuma jiping (ngaji kuping), jihadnya di telinga doang. Beda sama akhwat-akhwat itu, mereka jihadnya di kuping, tangan dan hati. Jihad di kuping? Ya dengerin. Jihad di tangan? Ya mencatat. Jihad di hati? Ya menahan perasaan supaya ga suka sama ustadznya. (emoticon merem lalu ada setetes keringat di pojok kepala sebelah kiri)
Laki-laki itu exist di pertama. Dia bisa berfoya dengan kemegahan. Tapi semegah-megahnya bujang dan jomblo, kalau belum beristri, maka kemegahannya ghayru mu'tabar (ga teranggap). Malah dunia akan tertawa kalau seorang bujang sudah mapan tapi belum mau beristri. Mencari ilmu pun tidak. Ini abnormal. Perlu dipertanyakan dosis kelelakiannya. Coba tengok kisah Nabi Adam.
Nabi Adam alaihissalam, awalnya tinggalnya di surga. SURGA! SURGA! Apa sih yang ga enak di Surga? Enak semua, bro! Apa-apa azek. Tapi semegah-megahnya taraf hidup beliau di Surga, tetap saja beliau suatu kala merasa murung. Ada yang kurang. Ada fitrah yang belum dilengkapi. Ada relung jiwa yang belum diisi. Perempuan. Ah, itu dia. Hidup laki-laki sehebat apapun tetap saja dependant pada makhluk halus bernama 'perempuan'. Maka, Allah berikan pasangan buat Nabi Adam. Seneng....
Tapi memang sudah lazimnya. Ujian mesti ada. Susah seneng tetap saja ada ujiannya. Nabi Adam meminta perempuan, namun kemudian dengannyalah beliau terjatuh. Ke bumi. Ke dasar. Cobaannya ada.
Makanya, jangan mengira after-marriage itu ketemunya Surga doang. Salah besar. Ujiannya banyak. Kegalauannya malah lebih banyak, lebih rutin dan lebih tinggi intensitasnya dibandingkan kegalauan bujang. Tapi tentu saja penyembuhnya lebih available dibandingkan buat bujang. Semua itu kalau di-manage sesuai syariah, bakal berpahala besar.
Dan dari semua kegalauan, baik sektor ekonomi, sosial, dan psikologi, ternyata laki-laki sangat matching untuk menghadapinya bersama perempuan. Tidak bisa satu doang. Harus berdua. Kenapa? Karena laki-laki lebih menguasai ushul, sedangkan perempuan lebih menguasai furu'.
Dari sektor ekonomi, laki-laki lebih mampu mencari uang banyak dan memang keharusannya mencari nafkah. Pas awal bulan (bagi orang kantoran), seluruh atau sebagian uang di-manage istri. Ada nafkah khusus buat istri, ada juga dana umum. Istri, yang lebih suka masalah furu', bakal lebih mampu handle ini. Really. Kalau laki-laki yang handle beginian, istri bisa terzhalimi. Rumah tangga bisa rapuh. Sudahlah, biar ditangani istri. Nanti pas belanja bulanan, di market istri cari semua barang di semua rak, suami cuma cari satu: bangku. Hehe.
Dari sektor sosial, laki-laki tidak begitu suka kepoin orang secara detail. Beda bingits sama perempuan. Makanya, tensi ghibah perempuan lebih besar daripada laki-laki. Makanya juga, anak-anak ngaji yang lebih suka ngomongin fulan dan fulan, itu lebih layak digelari 'banci mengaji' dibandingkan anak ngaji. Mirip perempuan. Makanya gan, jangan mengetahui personal seseorang secara detail, karena pengetahuan tersebut bakal mendorong untuk berghibah. Kecuali personal Rasulullah. Itu lain lagi. Baiklah. Kemudian, istri lebih bisa dijadikan senjata untuk urusan-urusan sosial. Arisan, rukun tetangga, musyawarah di gerobak sayur sambil acak-acak barang dagangan, kajian-kajian kampung dan pesta pernikahan. Itu semua girly (baca: emak-emak) banget. Tentu saja aneh jika arisan hanya dikuasai laki-laki, lalu para bapak-bapak ngegosip di gerobak sayur. Ga pantes. Makanya, kalau mau siarkan nikah di kampungmu, tidak usah repot-repot buat kertas undangan. Irit aja. Itu buat orang jauh aja. Untuk sekelurahan, cukup bicara sama nenek-nenek atau emak-emak "Saya mau nikah sama "namalengkap(spasi)tanggal(spasi)dimana(spasi)kokbisaya?""
Dari sektor psikologi: laki-laki dengan keperkasaannya akan rapuh tanpa perempuan, dan bisa mudah rapuh karena perempuan. Perempuan dengan kelembutannya bisa menjadi pejuang gigih karena laki-laki. Berjuang sabar, tekun, baik-baik dan...
Semua akan cie cie pada waktunya...
Siapapun dari sesiapa punya harapan tentang siapa, namun siap-siaplah. Jangan sampai hanya berharap tanpa bekal dan perjuangan. Semakin besar perjuanganmu dan kesabaranmu, menunjukkan semakin kamu menghargai harapanmu sendiri dan menghargai dia yang kamu harapkan. Iya, menghargai dia, yang kamu harapkan. Barangsiapa yang menghargai, ia akan dihargai.
Tetaplah kamu laki-laki menjadi pemimpin
Tetaplah kamu perempuan menjadi sandaran pemimpin
Saat kamu datang ke kondangan "fulan vs fulanah", mereka akan bertanya 'kapan kamu nyusul'. Sakitnya tuh di sana sini.
Pas ngobrol asik-asik sama temen-temen, mulai ada yang membahas topik begitu, 'kamu kapan?' Sakitnya tuh di perasaan.
Lihat pasangan gandengan enak banget. Lalu, karena ga ada yang bertanya, malah diri sendiri yang bertanya, 'saya kapan?' Sakitnya udah ga pake perasaan.
Kalau mengingat pertanyaan 'kamu kapan?' 'kamu kapan?' 'kamu kapan?', rasanya sendi-sendi begitu sakit. Memang, sendi-sendi biasanya sakit karena sendirian.
Tapi percayalah, (emoticon senyum), kamu ga usah banyak kirim biodata, cukup perbaiki diri, kirim proposal kepada Allah setiap selesai shalat dan setiap 1/3 malam terakhir, jaga diri, pantaskan diri dan tawakkal, maka:
"Semua Akan Cie Cie Pada Waktunya"

Jumat, 11 September 2015

Membuat Bunda Terharu

Di kelas saya, ada seorang mahasiswa yang di daftar kontak hapenya tertulis seperti ini 'Pintu Surga 1' & 'Pintu Surga 2'.
"Siapa ini?" Saya bertanya penasaran.
"Pintu surga 1 adalah ibu saya, sedangkan pintu surga 2 adalah bapak saya."

Allahu akbar! Kamu kok keren banget akhi???!!

Di kelas saya juga ada seorang mahasiswa yang setiap pagi mengirim sms kepada ibu dan bapaknya di pulau seberang.
"Kamu tidak capek?" Tanya saya.
"Dulu ketika di rumah, saya selalu salaman setiap mau berangkat ke sekolah. Tapi karena sekarang di jakarta, jadinya tidak bisa salaman lagi. Mudah-mudahan sms ini bisa menjadi pengganti salaman."

Subhanallah! Kamu kok keren banget akhi???!!

Di kelas saya juga ada seorang mahasiswa yang menabung untuk membangun rumah orang tuanya. Liburan kemarin, alhamdulillah cita-cita ini tercapai.
"Kenapa mau berjuang sekuat itu?" Saya bertanya.
"Dulu, ketika mondok. Tempat tinggal saya di pesantren begitu bagus, sedangkan bapak dan ibu di rumah tinggal pada bangunan tak layak huni. Tentu ini tidak adil. Saya ingin mereka berdua juga merasakan kenyamanan seperti yang saya rasakan."

Allahu akbar! Kamu kok keren banget akhi?!!!

Dan ini adalah kisah terkeren. Ada seorang mahasiswa, ia ingin sekali berqurban sapi untuk idul adha tahun ini. Maka ia berjuang mati-matian. Semuanya ia kerahkan. Mulai dari mengirit uang makan, mencari kerja sana-sini, sampai-sampai menabung hasil mukafaah. Alhamdulillah akhirnya terkumpul dana yang cukup. Apa yang ia lakukan? ternyata ia tidak membeli sapi di jakarta. Tetapi uang tadi ia kirimkan ke rumah,
"Bunda, ini ada sedikit rizki, silahkan bunda gunakan membeli sapi untuk berqurban. Pake nama bunda saja, jangan pake nama saya."
Tersedu-sedu sang bunda mendengar kata-kata itu. Sembari meneteskan haru ia menengadah, "Ya Rabb, sungguh nikmat-Mu begitu indah, segala syukur untuk-Mu yang telah mengaruniai hamba anak yang begitu berbakti."

Kamu tahu siapa orang itu? Orang itu adalah kamu! Iyaaa, kamu yang sedang membaca tulisan ini!

Di manakah tertulis nama mu?

"Adakah tercantum nama anda di dalam daftar nama milik Allah ?"
Alkisah, seorang  tukang besi bertanya kepada seorang Ustadz...
"Ustad..!
Kenapa ya..!
Saya merasa bosan dengan hidup saya yang begini2 aja..!.
Terus hambar, tak ada arahnya, dan tak ada nikmatnya..!
Bosan saya Ustadz..!
Saya ingin bahagia tapi kenapa susah sekali ya ?".
Ustadz pun menjawab : "Oohh..! Mungkin saat ini Allah juga lagi bosan dengan tuan."
"Allah bosan dengan saya ?
Maksudnya bagaimana Ustadz?" Tanya si tukang besi kembali..
Ustad menjelaskan : "Mungkin Allah capek mencari tuan, tapi tuan tak pernah ditemukan
Dicari di antara kumpulan subuh, tuan tak ada.
Dicari di antara kumpulan Tahajjud juga tak ada.
Dicari di antara kumpulan Puasa Sunah juga tak ada.
Dicari di antara kumpulan sedekah, juga tak kelihatan.
Dicari di antara kumpulan Tadarus Qur'an, tuan juga tak ada di sana.
Dicari di antara kumpulan orang orang Umroh, niat pun tuan belum ada.
Dicari di antara orang2 yang Khusyuk Shalatnya, tuan juga tak ada.
Dicari di antara Ahli Shalawat pun tak ada.
Dicari di antara yang menuntut ilmu apa lagi.
Lalu Allah Swt mau mencari tuan di mana lagi...?.
Coba tuan beritahu..!.
Bicaralah jangan diam !
Lalu.... Menangislah si tukang besi tadi sambil mengusap airmatanya, ber-Istighfar.
Segeralah kembali kepada Allah.....!
Dekatilah Allah.
Hanya Allah sajalah ZAT yang bisa menenteramkan hidup kita. 
"PASTIKAN NAMA KITA ADA DAN SENANTIASA TERTULIS DALAM DAFTAR TERSEBUT".
Selamat Berjuang Saudaraku, Insya Allah Allah SWT akan me-Rahmatimu...
APOTEK ISLAMI
DAFTAR OBAT:
1. Sering sakit = silahkan puasa
2. Wajah gelap = sholat tahajud
3. Hati sempit = baca alqur'an
4. Susah bahagia = sholat tepat waktu
5. Emosi melulu = wudhu dan istigfar
6. Gelisah = banyak doa dan olahraga
7. Tertekan = baca "lahaula walaquwwata illa billah"
8. Kurang berkah rezekinya = lirik yang halal saja
9. Miskin melulu = bersedekah
10. Bingung berbuat baik = bagikan lagi artikel ini.

Minggu, 06 September 2015

Kisah Romantis


Fitrah Ilhami
3 September pukul 23:03 · Disunting ·
Kisah Romantis
===
Kemarin malam, istri ngambek padaku. Penyebabnya adalah gara-gara tumbuh dua bintik jerawat di kening dan bintik-bintik hitam di hidungnya.
"Ini semua gara-gara Abang! Aku jadi jerawatan gini," seru istri padaku.
Setelah beberapa detik terbengong-bengong, aku beranikan diri untuk berucap, "Loh, aku salah apa?"
"Tau, ah." Istriku menutup teleponnya. Saat kutelepon balik, ia tetap tak mau menerima.
Aku terheran-heran. Aneh, kenapa istri yang jerawatan, tapi aku yang disalahin? batinku.
Namun, aku langsung ingat pada satu hukum yang berbunyi:
1. Perempuan tidak pernah salah.
2. Jika ternyata perempuan melakukan kesalahan, penyebabnya pasti laki-laki.
Berkaca dari hukum di atas, maka aku memutuskan untuk minta maaf pada istri.
"Maafkan abang ya Neng. Abang yang sudah menyebabkan jerawat itu muncul secara ugal-ugalan di kening Neng. Maafkan juga karena abang yang menyebabkan komedo tak ngerti adat itu muncul di hidung Neng."
Pesanku tak terbalas. Hingga tadi pagi tiba-tiba ia mengirim pesan,
"Kalau aku ga menarik lagi, apa Abang masih tetap cinta aku?"
Aku membaca pesan itu berkali-kali. Aih, jadi inikah yang menyebabkan istriku ngamuk-ngamuk tadi malam? Ah, mungkin istri takut jerawat itu membuatnya jelek dan tak menarik lagi di mataku, hingga nanti aku main hati dengan wanita lain. Istriku pasti lupa kalau hanya dia satu-satunya wanita yang dulu terpaksa mau nikah sama aku.
Agar menentramkan suasana, aku balas pesan tersebut,
"Abang akan selalu sayang sama Neng. Apapun yang terjadi pada kening dan hidung Neng."
Terjawab kembali, "Bohong. Pasti abang bohong."
"Aku ga bohong, sumprit, Neng."
"Tau ah. Aku ga percaya."
"Aku sayang kamu. Sungguh."
Tak terbalas.
"Kalau tak percaya, belahlah dadaku."
Lagi-lagi tak dibalas.
"Aku siap mengarungi selat Madura hanya untukmu. Tapi aku boleh pakai motor lewat Suramadu, ya?"
Sunyi.
Aku menepuk jidat. Cobaan apa lagi ini, Ya Allah?
Hingga pada siang hari aku memutuskan pergi ke bank, mentransfer gajiku bulan ini ke rekening BRI istri. Setelahnya, kukirim pesan lagi,
"Barusan abang sudah transfer ke rekeningnya Neng, sekian juta. Itu masih sebagian gaji. Sebagiannya lagi abang kirim tiga hari lagi."
Ajaib. Tiba-tiba, handphone-ku berklunting. Pesanku terbalas cepat.
"Kali ini Neng percaya kalau Abang sayang sama Neng. Ah, Neng beruntung punya suami seperti Abang."
Aku menyeka peluh di dahi. Alhamdulillah, akhirnya istri percaya juga padaku.
Ternyata kata TRANSFER, pada jaman sekarang dianggap lebih romantis oleh istri daripada kata CINTA.
Wahai para suami,dengarkanlah wasiatku ini, jika nanti istri Anda tiba-tiba bertanya, "Kalau aku sudah tidak cantik lagi, apakah Mas masih CINTA padaku?"
Maka, segeralah peluk ia dan ucapkan. "Percalah, Sayang. Aku akan selalu TRANSFER padamu."
Pasti nanti istri Anda akan langsung melonjak girang sambil berseru, "Olala, Mas adalah suami yang paling romantis di dunia ini!"
***
Surabaya, 03 September 2015
23.21 WIB

Kamis, 03 September 2015

Haruskah Bunga Itu Membuat Aku Mati Untukmu?


Suamiku berprofesi sebagai insinyur mesin, Aku mencintainya karena sifatnya yang tegar, dan perasaan hangat dan nyaman saat Aku bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun berhubungan, dan sekarang sudah dua tahun kami menikah, aku harus mengakui, aku mulai lelah dengan semua ini. Alasan-alasanku mencintainya, sekarang telah berubah menjadi penyebab kelelahanku.
Aku perempuan yang sangat sentimental, dan sangat, sangat sensitif tentang hubungan cinta dan perasaanku, aku sangat mendambakan momen-momen romantis dalam hidupku. Suamiku, adalah orang yang sangat berlawanan sifatnya denganku, dan ketidakmampuannya membuat momen romantis dalam pernikahan kami telah menghancurkan perasaan cintaku kepadanya.
Suatu hari, akhirnya aku memutuskan untuk menyatakan keputusanku kepadanya. Aku ingin bercerai.
“Kenapa?” tanyanya, kaget.
“Aku lelah. Gak semua hal di dunia ini harus ada alasannya kan?!” Jawabku.
Suamiku hanya diam semalaman, sepertinya ia tenggelam dalam pikirannya, dan merokok sepanjang malam. Perasaan kecewaku hanya bertambah besar melihatnya seperti itu. Disana terlihat laki-laki yang bahkan tidak dapat mengekspresikan kekecewaannya, apa lagi yang aku harapkan dari dia? Akhirnya suamiku bertanya kepadaku.
“Apa yang bisa Aku lakukan untuk mengubah pikiranmu?”
Sepertinya yang orang-orang bilang itu benar, susah untuk mengubah kepribadian seseorang, dan kurasa, aku telah kehilangan kepercayaan dan cintaku kepadanya.
Aku melihat dalam ke matanya, dan perlahan ku jawab: “Aku punya pertanyaan, kalau Kamu bisa menjawabnya, dan meyakinkanku, Aku mungkin mengubah pikiranku. Seandainya ada bunga yang terletak di tepi jurang, dan mengambilnya bisa membahayakan nyawamu, maukah Kamu mengambilnya untukku?”
“Akan Aku jawab besok” Jawabnya, singkat.
Harapanku hancur mendengar jawabannya.
Keesokan harinya aku terbangun, dan dia sudah tidak ada. Kutemukan sepucuk surat dengan tulisan tangannya yang jelek, dibawah segelas susu di meja makan dekat pintu depan. Aku baca perlahan kata-katanya.
.....
“Sayangku, Aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi biarkan Aku menjelaskan alasanku..”
Baru kalimat pertama, tapi kekecewaanku semakin bertambah padanya. Kulanjutkan membaca.
“... Ketika kamu menggunakan komputer, kamu selalu bermasalah dengan program-programnya, kemudian Kamu menangis di depan monitor. Aku harus menjaga jariku, jadi aku bisa tetap membantumu memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci pintu kalau keluar rumah, jadi Aku harus menjaga kakiku untuk berlari pulang agar Kamu bisa segera masuk ke dalam rumah. Kamu suka jalan-jalan, tapi Kamu selalu tersasar di tempat yang baru, jadi Aku harus menjaga mataku agar bisa memberitahu jalan yang benar. Kamu selalu keram setiap bulan saat “teman baikmu” datang, jadi Aku harus menjaga tanganku untuk mengelus perutmu dan meredakan rasa keram itu...”
“.....”
“... Kamu selalu suka untuk tetap di rumah, dan Aku khawatir Kamu tidak memiliki teman. Jadi Aku harus menjaga mulutku, agar bisa terus menceritakan cerita-cerita lucu untuk menghilangkan kebosananmu. Kau selalu suka menatap komputer, dan itu buruk untuk matamu. Jadi Aku harus smenjaga mataku, agar kalau kita tua nanti, aku bisa membantu memotong kukumu, dan membantumu menyibak ubanmu yang mengganggu, jadi Aku bisa memegang tanganmu, sambil memandang pantai berdua. Jadi kamu bisa menikmati sinar matahari, dan pasir yang indah... Jadi Aku bisa menceritakan kepadamu warna dari bunga-bunga, seperti rona wajahmu saat Kamu masih muda... Jadi, Sayangku, kecuali aku yakin ada orang lain yang mencintaimu lebih dari Aku... Aku tidak bisa memetik bunga itu, dan mati...”
Air mataku mengalir membasahi suratnya, dan merusak tinta di tulisannya sepanjang aku membaca...
“... Sekarang Kamu sudah selesai membaca jawabanku. Kalau kamu puas dengan jawabanku, tolong buka pintu depan, karena aku sedang berdiri menunggumu sambil membawa roti dan susu segar kesukaanmu...”
Aku bergegas menarik pintu, dan melihat wajahnya yang penasaran, memeluk erat botol susu dan roti dengan tangannya.
Sekarang aku sangat yakin, tidak ada orang yang bisa mencintaiku sebesar cintanya kepadaku, dan aku memilih untuk tetap bersamanya, meninggalkan bunga-bunga yang aku inginkan di belakang...
Begitulah hidup. Ketika seseorang dikelilingi oleh cinta, lama-lama perasaan bahagia itu pudar, dan dia tidak merasakan cinta sesungguhnya karena tertutup oleh kebosanan.
Cinta hadir dalam berbagai bentuk, bahkan dalam bentuk yang sangat kecil dan tidak terasa. Bisa jadi, cinta hadir dalam bentuk yang sangat membosankan. Bunga-bunga dan momen romantis hanya hal yang bisa dilihat dari kekuatan cinta. Namun dibalik itu semua, ada cinta yang sebenarnya..
Pandangi wajah pasanganmu jika Kau mulai merasa bosan. Pikirkan hal-hal yang membuatmu jatuh cinta kepadanya dulu..

Rabu, 02 September 2015

RIBUAN MALAIKAT MENDOAKAN ORANG YANG DICACI MAKI ...



Suatu hari, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq.

Ketika bercengkrama dengan Rasulullah, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar.
Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu.
Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya.
Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah.

Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.
Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar.
Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar.
Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya,
Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut.

Rasulullah kembali memberikan senyum....
Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut.
Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan.
Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu,
Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya.
Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian pula.

Terjadilah perang mulut.
Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya.
Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah yang sudah sampai halaman rumah.
Kemudian Abu Bakar berkata,
"Wahai Rasulullah, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!"
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab,
"Sewaktu ada seorang Arab Badui datang dengan membawa kemarahan serta fitnahan lalu mencelamu, kulihat tenang, diam dan engkau tidak membalas,
aku bangga melihat engkau orang yang kuat mengahadapi tantangan, menghadapi fitnah, kuat menghadapi cacian, dan aku tersenyum karena ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun kepadamu, kepada Allah Ta'ala.
"Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum.
Namun, ketika kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu.
Hadirlah iblis di sisimu.
Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengan kamu aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya.

Setelah itu menangislah abu bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahwa itu adalah kemuliaan yang terselubung...

Subhanallah....

Semoga kita semua tergolong orang-orang yang Sabar dan berakhlak yang luhur

Pilih Aku atau Ibumu


Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya. Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah
pasti habis bertengkar lagi dengan Rafi suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan Rafi. Ayah Sarah yang juga keheranan, segera menghampiri Sarah dan menanyakan masalahnya. Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan Rafi tadi malam.
Sarah kecewa karena Rafi telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening Rafi terjatuh di dalam mobil. Sarah baru tahu, kalau Rafi selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama. Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, Rafi membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??

Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah."Sarah..., yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah dilaknat Allah dan para malaikat karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu" kalimat ayah sontak membuat Sarah
kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.
"Yang kedua, mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya. Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu. Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga. Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu,
meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh". Lanjut ayahnya.
"Sarah.., Rafi menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita. Rafi tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama. Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan Rafi, maka hanya kamulah wanita yang memilikinya".
"Rafi meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.
"Sarah..., kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah
suamimu. Jika suamimu ridho padamu, maka Allahpun Ridho. Sedangkan suamimu, ia wajib taat
kepada ibunya. Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya. Jangan sampai kamu menjadi penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
"Suamimu, dan harta suamimu milik ayahnya".
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya. Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan. Kemudian ia membesarkannya hingga
dewasa. Sampai anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja. Anak laki-laki itu akan
sibuk dengan kehidupan barunya. Bekerja untuk keluarga barunya. Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya. Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. 1 bulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.
"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu. Kenapa? Karena rumahnya
kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana. Anak-anakmu pun tidak akan betah disana. Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana. Bagaimana dengan ibu mertuamu yang di
biarkan saja untuk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan untuk ibunya. Rafi ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan. Dari uang itu ibunda Rafi hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin
dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya. Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.
Sarah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan Rafi sering dikeluhkannya kurang. Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah. Sarah juga sangat menjaga
penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa. Berjalan-jalan setiap minggu.
Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.
Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan. Tukang gorengan yang berhasil menjadikan Rafi seorang sarjana, mendapatkan pekerjaan yang diidamkan banyak orang. Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah
yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.
"Sarah, kembalilah ke rumah suamimu. Ia orang baik. Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya. Bantu suamimu menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, iamenahan tangisnya. Batinnya sakit, menyesali sikapnya.
Namun Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya...
Subhanallah....
* Silakan Kirimkan Kisah ini ke semua sahabat Anda, siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan mengambil manfaat dari kisah ini, sehingga anda pun akan mendapatkan pahala. Insya Allah..

Wanita

��Renungan��
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
   بِسْــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ 
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~
         ~~~~~~~~~~
          'W A N I T A'
         ~~~~~~~~~~
• Tahukah engkau .... 
Bahwa yang pertama kali tinggal di Masjidil Haram adalah 
    ~~~~~~~~~~
    'W A N I T A'
    ~~~~~~~~~~
Itulah ibunda kita 'Siti Hajar' 
istri Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam .....

• Tahukah engkau .... 
Bahwa yang pertama kali beriman kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah 
    ~~~~~~~~~~
    'W A N I T A'
    ~~~~~~~~~~
Itulah istri beliau 'Siti Khadijah' Radhiyallahu 'Anha ....

• Tahukah engkau .... 
Bahwa darah yang pertama kali tumpah di jalan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala adalah darah 
    ~~~~~~~~~~
    'W A N I T A'
    ~~~~~~~~~~
Itulah darah 'Syahidah Sumayyah' ibunya Ammar Bin Yasir .....

• Tahukah engkau .....
Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan Al-Qur'an dan di dalamnya ada Surah bernama 
    ~~~~~~~~~~
     'W A N I T A'
    ~~~~~~~~~~
          (An-Nisaa')
Itulah surah ke 4, dan surah terpanjang ke 4 dalam Al-Qur'an, ada 176 ayat setelah Al-Baqarah 286 ayat ; Al-ARaaf 206 ayat dan Ali Imran 200 ayat.
Sementara Surah 'Ar-Rijaal' (Laki-Laki) tidak kita temukan didalam 114 Surah.

• Tahukah engkau......
Nabi Saw bersabda : 
"aku berwasiat pada kalian agar bersikap baiklah terhadap 
    ~~~~~~~~~~
     'W A N I T A'
    ~~~~~~~~~~
Itulah kalimat yang beliau ulang2 hingga 3 kali dalam khutbah perpisahan beliau (wada') sebelum beliau Shalallahu 'Alaihi Wasallam meninggalkan kita semua selamanya...

• Tahukah engkau .......
Nabi Saw bersabda :
"Siapa yang memiliki 
    ~~~~~~~~~~~~
     3 Anak Wanita 
    ~~~~~~~~~~~~
kemudian mendidiknya dan berhasil baik dalam pendidikannya, maka itu akan menjadi pembebas baginya dari Api Neraka"
Sahabat bertanya : 
"Bagaimana jika hanya 2 Anak Wanita saja wahai Rasulullah?"
Jawab Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam : 
"2 Anak Wanita pun bisa"
Kata Sahabat lagi : 
"Bagaimana bila hanya 1 Anak Wanita saja Baginda Rasul?"
Jawab
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam : 
"1 Anak Wanita pun juga bisa"

• Tahukah engkau....
bahwa Surga itu terletak dibawah kaki 
          ~~~~~~~~~~
          Ibu (Wanita) 
          ~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Al-Jannatu Tahtaa aqdaamil Ummahaat : 
"Surga itu berada dibawah telapak kaki Ibu"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Adakah kemuliaan yang melebihi semua ini bagi 
~~~~~~~~~~~~~~~  
'W A N I T A' ?!?!?! 
~~~~~~~~~~~~~~~
Katakanlah wahai para wanita : "Alhamdulillahi 'Alaa Ni'matil Islam" 
(Umar Bin Hafizh)

Jadi.....
Jika engkau mengatakan bahwa Islam adalah agama yang tidak memuliakan 
    ~~~~~~~~~~
    'W A N I T A'
    ~~~~~~~~~~
Maka engkau mengambil sebuah kesimpulan yang 'Salah Besar'...

Semoga bermanfaat....
Selamat menjalanan aktifitas ....
    . . . . .������ . . . . .
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~