Kamis, 29 Juni 2017

Mengagungkan Allah


Deden A. Herdiansyah.

Selepas Ramadhan, terasa masih ada ruang kosong di hati yang sebelumnya terisi oleh keindahan suasananya. Namun, waktu terus berjalan dan kita harus meniti hari-hari selanjutnya. Ada sebersit kekhawatiran dalam hati, apakah diri mampu beristiqamah mendawamkan amal shalih yang telah dirajut dan diperjuangkan dengan tertatih-tatih selama Ramadhan. Adakah diri ini masih mendahulukan Allah atas segalanya, sebagaimana yang kita usahakan dengan terseok-seok di bulan penuh berkah itu.

Padahal, Allah menginginkan agar diri-Nya selalu didahulukan di atas segalanya. _Li tukabbirullaha 'ala ma hadukum_. Agar mengagungkan Allah atas petunjuknya. (Q.s. Al-Baqarah: 185). Demikianlah Allah menghendaki atas hadirnya Ramadhan di tengah-tengah kita.

Jika Allah telah menjadi yang utama, prioritas dan diagungkan, maka segala sesuatu di luar Dzat-Nya akan tampak kecil, remeh dan tidak berarti dalam pandangan kita. Jiwa tak lagi terkecoh dengan semua kilau dunia, karena hati telah terisi oleh keagungan Allah yang tak tertandingi keindahannya oleh apapun.
Dalam kondisi inilah; di saat jiwa mengagungkan dan mendahulukan Allah, maka ketaatan dan ketundukan lebih mudah untuk diwujudkan.

Inilah yang telah diajarkan Ramadhan; memandang Allah sebagai yang utama, dan memandang kecil selain-Nya. Ramadhan telah mengajari kita untuk selalu mengutamakan keinginan Allah atas kita, jauh melampaui semua keinginan diri atas apapun.
Pada bulan Ramadhan Allah menginginkan hamba-hamba-Nya untuk menahan diri dari makan, minum dan syahwat di siang hari, maka kita melaksanakannya demi mengagungkan kehendak Allah dan mengkerdilkan keinginan kita atas hal tersebut. Saat Allah menghendaki kita bangun di penghujung malam untuk shalat dan sahur, kita pun menjalankannya demi membesarkan Allah dan mengkerdilkan rasa kantuk dan malas. Semua amal shalih itu dilakukan demi mengagungkan Allah dan menganggap remeh semua hal yang tak berkaitan dengan Dzat-Nya.

Semoga hari-hari ini dan seterusnya kita tetap mampu mengagungkan Allah. Mengkerdilkan keinginan-keinginan yang tak terkait dengan-Nya. Seraya terus menhunjamkan dalam jiwa pelajaran Ramadhan yang telah dilalui; _wa li tukabbirullaha 'ala ma hadakum wa la'allakum tasykurun._

Pamarican, Ciamis
2 Syawal 1438 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika artikel ini bermanfaat, bantu share artikel ini. Lets change the world together :)