Senin, 11 Januari 2016

Istri Olshop

Assalamualaikum

Buat temen2, mbak2 sholihah, dan adek2 yang juga merangkap sebagai olshop
Semoga tulisan ini mengunggah semangat.. dari customers yg aduhai lihai melatih sabarku, dari penipu jutaan yang mengasah ikhlasku, dr penonton sebagai komentator yang men-judge sekenanya, celoteh tetangga yang mencibir gelarku.. satu kunciku, ini ridho suamiku, ridho Allah Rabbku. hingga DIA tunjukan satu demi satu nikmat kebesaran-Nya padaku.
Dibaca yaaaaa.... Sampe selesai..
------------
Rasanya ingin sekali share realita ini ke atas. Maksudnya disini adalah para istri yang mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga nya melalui online Shop. Mungkin nanti banyak yang membaca adalah rata-rata seorang istri olshop.
Selain wanita karir di kantoran, wanita-wanita olshop juga lebih-lebih menguras tenaga dan fikiran. Karna mereka memiliki lapangan usaha sendiri, berhasil atau gagal nya usaha mereka adalah tergantung dari diri mereka sendiri. Tak semua istri olshop berlatar belakang "jualan adalah hobi", bahkan menurut saya banyak yang modal nekat the power of kepepet.

Mengais rezeki di dunia online shop mengantar kan saya kepada banyak kisah tentang suka duka para istri olshop. Kadang kami berbagi kisah, menangis bersama, lalu bergantian menguatkan.
Istri olshop! Mengapa banyak yang menyukai pekerjaan ini? Selain memiliki waktu yang lebih banyak di rumah, bisa berjualan sambil mengurus anak, mereka juga bisa menjadi sayap kiri bagi suami nya dalam mencari nafkah.

Namun, siapa sangka di balik itu, mereka punya mental-mental keras lebih dari seorang laki-laki. Kadang mereka harus merela kan jari manis nya tidak lagi memiliki cincin emas demi memutar modal usaha. Kadang mereka rela tidak menggunakan gamis cantik, tas cantik, sepatu cantik, demi memenuhi kebutuhan keluarga nya. Kadang, mereka harus mengangkat barang-berang berat, memikul barang dagangan nya, membungkus nya satu persatu, membawanya ke ekspedisi, dll.

Iyaa, rasanya tidak berlebihan jika saya mengatakan, mereka punya mental lebih keras dari laki-laki. Sambil memasak, sambil memikirkan bagaimana jahitan dari tukang jahit yang belum selesai padahal ia harus kejar deadline ke customer, tentang barang dagangan yang ternyata rusak, tentang bagaimana mereka tetap tersenyum di depan anak-anak dan suami ketika ada customer yang berkata kasar, menghina jualan nya, atau bahkan menjudge nya sebagai penipu, lantaran paket terlambat dikirim sehari dua hari.

Belum lagi kisah bagaimana mereka di tipu oleh rekan bisnis nya, dana yang di dapat kan dengan susah payah, Raib! Sedangkan penghasilan suami yang sudah sangat minim bahkan minus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum tentang kisah istri olshop yang sedang ikhtiar ingin lepas dari masalah riba di rumah tangga nya, ia memutar otak mencari jalan keluar agar anak-anak nya bisa makan dan sekolah, sedangkan gaji suami habis untuk membayar cicilan.

Belum lagi tentang istri olshop, yang merangkap bekerja di luar, online shop, dan mengurus anak. Belum lagi istri olshop yang asli nya memiliki profesi bagus, gelar bagus, namun mereka tanggal kan demi memanfaatkan peluang yang ada karna himpitan ekonomi, tapi selalu mendapatkan hinaan, caci maki, dan di gunjing. Tak peduli apakah istri olshop tersebut dapat menghasilkan ratusan juta sekalipun, tak peduli seberapa besar jasa istri olshop tersebut untuk kluarga serta orang tua nya sekali pun.

Sedang ngeluh?

Tidak sama sekali. Sengaja pakai prolog dulu, agar feel nya lebih dapat, tapi tak di sangka, kepanjangan! Hehehe.
Nah, disinilah inti nya, Silahkan di simak, wahai istri olshop, sang pelengkap sayap kiri bagi suami mu.

Semangat, niat awal, keikhlasan hati kadang tak selalu terisi penuh di saat jiwa dan rangka terasa semakin ringkih, menjalankan berbagai peran dalam satu hari dan menjadi rutinitas bertahun-tahun. Sedangkan manusia secara fitrah nya adalah suka berkeluh kesah.
Akhirnya membuat kita putus asa dalam mencari tambahan penghasilan, membuat kita menyalahkan peran semua orang, berlarut dalam kesedihan.

Tetap lah bermental keras! Kebal kan lah rasa sedih itu. Kita harus ingat, bahwa rezeki yang Allah berikan melalui perantara istri olshop, bukan berarti karna semata kemahiran ia berjualan, atau kelancaran rezeki yang Allah berikan karna ia seorang. Melainkan di balik itu ada doa yang di ijabah dan keberkahan dari suami kita. Suami yang sibuk mencari nafkah dan berdakwah di jalan Allah, keberkahan nya lah yang mengantarkan kelancaran rezeki kepada kita.
Dari doa anak-anak kita yang belajar dan menghafal Alquran, keberkahan nya lah yang mempermudah usaha kita.
Dari karyawan atau teman-teman distributor, dari doa pembeli, dan lain-lain.
Sedangkan kita hanya lah perantara. Biar lah perih letih hari ini menjadi jual beli dengan Allah di akhirat kelak, sebagai tabungan kebahagiaan di surga.
Biarkan anak-anak yang menghafal Alquran dan menimba ilmu agama sebagai penarik kita ke surga.
Hilang kan keluh kesah di dunia, agar beban yang kita jalani hari ini terasa semakin ringan, agar keikhlasan berbuah pahala serta surga. Sedangkan berkeluh kesah, hanya akan membuat pekerjaan terasa lebih berat dan tidak bernilai apa-apa di hadapan Allah.

Dan terakhir, biar kan lah orang-orang yang memiliki hasad, iri, dengki, menjadi penonton. Selama nya penonton hanya akan menjadi komentator tanpa mau tahu behind the scene dalam kehidupan yang kita lalui. Jadikan mereka sebagai pelecut diri untuk terus bergerak menjadi lebih baik dari sebelum nya. Biar kan kalimat-kalimat negatif dari mereka sebagai pengingat bagi diri sendiri, bahwa kita adalah manusia yang salah, untuk menghindari diri dari sifat ujub, sombong dan menganggap orang lain lebih jelek dari diri kita.
Jika merasa terdzalimi, berdoa lah kepada Allah, untuk kelancaran rezeki dan kemudahan dalam hidup kita.
Aaahhhh.. Hidup terasa indah bukan?

Hidup ini singkat, drama nya saja yang panjang, bentengi diri dengan kedekatan diri kepada Allah. Insya Allah, sholehah?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika artikel ini bermanfaat, bantu share artikel ini. Lets change the world together :)