Jumat, 12 Januari 2018

KELIHATAN ASLINYA

Konon salah satu cara mengenali karakter seseorang adalah dengan bepergian bersama. Apalagi kalau durasi perjalanannya ga singkat, semua tabir citra diri akan terlepas satu persatu.

Maka akan kamu temui ragam kekurangan manusiawi yang selama ini rapi tersimpan. Dia yang kelihatannya pendiam ternyata bisa sangat cerewet. Dia yang selalu tampak dewasa ternyata menyeramkan sekali ketika marah. Dia yang fans-nya berlimpah ternyata sangat pemalu dengan lawan jenis. Dsb.

Dan pada momen-momen seperti itu, kalimat ini sering terlontar dengan mudahnya:

"Nah ini, kelihatan aslinya!"

Seolah-olah sosoknya selama berjam bahkan tahun sebelumnya tidaklah asli. Seolah-olah karakter asli seseorang pastilah bernilai negatif: cerewet, pemarah, pemalu. Bahkan ketika seseorang yang biasa tampak jelek di keseharian memunculkan sisi baik di perjalanan, tidak akan dilihat sebagai karakter aslinya.

"Berarti aslinya dia ya yang jelek itu." So sad.

Ga adil sekali rasanya kalau hanya dengan 1 karakter negatif yang baru ditemukan, 1000 karakter baiknya hilang atau dianggap palsu. Meskipun yang 1 itu bukan ga penting juga.

Sebagaimana identitas, saya meyakini kalau karakter seseorang sifatnya "cair" (fluid). Penampakannya yang berbeda-beda bukan karena seseorang itu berubah, melainkan hanya menampilkan visi dirinya yang lebih jelas.

Karakter tersembunyi yang tersingkap dalam perjalanan bukannya menunjukkan siapa dia sebenarnya, tapi siapa dia seutuhnya.

Oh, ternyata di balik diamnya, dia bisa asik juga.

Bukan berarti dia versi pendiam adalah palsu dan dia versi cerewet adalah asli. Hanya saja, tidak semua orang bisa menjumpai karakter cerewetnya yang tersembunyi.

~ imaniar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika artikel ini bermanfaat, bantu share artikel ini. Lets change the world together :)