Rabu, 27 Desember 2017

Teruntuk seorang ibu yang hati anak laki-lakinya pernah saya patahkan.

Salam, bu. selamat malam? apakah anda baik-baik saja? saya selalu mengharap demikian. karena seorang ibu dari laki-laki yang hebat, pasti adalah perempuan tangguh yang selalu membara semangatnya. maka saya akan merasa baik-baik saja menyampaikan pesan yang mungkin akan panjang ini kepada anda. meskipun kita berdua sama-sama tahu, pesan ini tak akan langsug pernah menyapa telinga anda.

saya baik-baik saja. malam memeluk saya dengan hangat. hujan tak turun empat hari, membuat kota hujan sedikit tergeser identitasnya. tapi tak mengapa. saya sehat. dan semoga, anak laki-laki anda juga sehat-sehat saja. saya selalu berharap demikian. sebab selain doa, rasanya mustahil untuk bisa kembali menyapanya.

sudah sangat lama ingin saya sampaikan beberapa hal kepada anda, namun waktu tak memungkinkan. dan tatkala anda mengajak saya duduk di depan masjid tempat kita biasa solat bersama, lidah saya kelu. semua kata yang keluar terasa kaku. pada akhirnya, saya memilih bisu. lewat surat tak beralamat ini, saya ingin memohonkan maaf sekaligus mengucapkan terima kasih saya yang sebesar-besarnya.

maafkan saya yang telah mematahkan hati anak laki-laki anda. membuatnya merana sedemikian lama. membuatnya merasa tak berguna. jatuh ke titik terendah. galau. gelisah. dan gundah. saya yang kejam. saya yang salah. saya adalah pelaku tunggal ketika ia mengiba saya tetap tinggal. saya adalah terdakwa ketika ia lupa cara tertawa. saya mencipta kasus yang membuat dia terpukul terus-menerus.

maafkan saya yang tidak bisa menerima cinta dari anak laki-laki anda yang sedekimian hebatnya. saya mengenalnya sejak saya masih belajar matematika di sekolah yang sama. tentu saya tahu bagaimana ia memperlakukan saya dengan baik. tapi sayangnya, terlalu baik. saya merasa tak bisa menyamai keberadaannya. dan untuk alasan tak logis tak beralasan yang saya lontarkan, terang-terangan membuatnya tak terima. dan murka. iya, semuanya adalah salah saya.

maafkan saya yang hanya bisa menitipkan doa kepada Yang Kuasa. karena perjumaan terkahir kami tak begitu mengenakkan dada. ia mencoba memperlakukan saya sebaik mungkin. saya mencoba mengelak sejauh mungkin. ia datang. saya menghilang. ia mencoba mengais saya dari ketiadaan. saya terus-terusan menyatukan diri dengan senyap. saya, lenyap.

juga beberapa potong terima kasih.

terima kasih karena anda telah melahirkan sekaligus membesarkan laki-laki sepertinya. ia adalah salah satu orang tergigih yang saya kenal. bukan yang paling, memang. tapi itu sudah cukup menggambarkan semangatnya, mimpi-mimpinya dan seorang gadis kecintaannya yang sayangnya tak menginginkan keberadaannya. saya tahu ia pasti terluka. sangat. dan anda telah mendengar semua pengakuan darinya.

terima kasih telah memberikan dukungan moral yang sangat ia butuhkan. karena sungguh, orang yang pernah menjadi tujuan hidupnya menganggapnya tiada--seperti angin yang lewat di penghujung senja. pasti berat baginya, menunda sedemikian lama, kemudian menyatakan dengan terbata-bata. namun dasar si gadis gila yang teramat keras kepala. keji nian dia tak bisa menghargai hati manusia. ya, memang saya sedemikian keji sekaligus tak tahu diri.

terima kasih telah memaafkan saya dengan segala tindakan tak termaafkan yang pernah saya lakukan. pun jika belum, akan saya mohonkan dengan sangat. anda seorang ibu, dan restu ibu--dari siapapun ibu itu--adalah yang membuat saya tetap hidup dan bisa tertawa hingga kini. maka saya benar-benar berterima kasih jika anda sudah melupakan luka yang pernah saya goreskan, meskipun anak laki-laki anda masih berdarah mungkin hingga kini. tolong bantu dia mengobati lukanya. dia tak pernah benar-benar bisa memaafkan saya.

bu, anak laki-lakimu adalah manusia tangguh. ia tumbuh, menjadi seseorang yang bisa memberi pengaruh. jika anda masih merasa kurang bangga, tunggu saja tahun ke lima sampai sepuluh. maka ia akan membuat anda menjadi ibu paling bahagia. dan saya, perempuan yang seringkali absen dari banyak prestasinya, akan bertepuk tangan dan menyalami erat--ya, kalau dapat izin dari suami saya kelak--seraya berkata selamat.

bu, anak laki-lakimu adalah manusia keren. percayalah. dan jika suatu saat anda menemuinya ahli mematahkan hati banyak wanita, maka salahkan saya. salahkan saya yang telah mengajarinya sedemikian cara. salahkan saya yang menyusun benteng ego terlalu tinggi hingga ia kelelahan mendaki. salahkan saya yang tak menerima walau ribuan kali didera hingga ia bosan memberi. salahkan saya, yang telah mengubah pandangannya bahwa cinta sejati itu palsu. semu. khayalan dari manusia-manusia putus asa.

bu, anak laki-lakimu hebat, hanya untukku bukan orang yang tepat.

surat ini akan jadi sedemikian panjangnya hingga mungkin orang lelah membaca. tak mengapa, tak pernah jadi soal. karena urusan saya dengan anda sejatinya adalah soal doa lewat perantara Sang Pengasih di Arsy sana.

saya menutup surat ini, sekali lagi dengan maaf dan terima kasih. semoga diperjumpaan selanjutnya. saya, anda, dan anak anda dapat berbincang tanpa ada urat kepala tegang, bercanda tanpa ada tawa terluka, dan berpelukan tanpa ada beban. saya harap anak laki-laki anda akan tetap mengirim saya undangan pernikahan, berharap saya hadir di hari penting miliknya. tenang saja, suatu saat milik saya untuk anda sekeluarga juga tak akan salah alamat.

salam.

tertanda,
seorang gadis tak tahu diri yang sedang mencari parner untuk hidup, berkelana, menua hingga mati bersama.

------------------------
ini fiksi. tolong dikondisikan imajinasinya.
dari: si manusia yang 21 tahun men-single-kan diri. masa iya gue -_- tapi kalau cerita temen2 kebetulan sama, semua itu sudah dirancang oleh-Nya.

#SoulscapeDay2017
#SoulscapeDay26 : anonymous letter
find me on wattpad: @rhedcarpet #rhedcarpet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika artikel ini bermanfaat, bantu share artikel ini. Lets change the world together :)