Minggu, 02 Juni 2019

(Renungan Ramadhan) SAAT RAMADHAN MULAI BERKEMAS




Kita berada dipenghujung bulan Ramadhān. Dan Ramadhān telah mulai berkemas untuk meninggalkan kita.
Maka, tidak ada yang lebih baik yang kita lakukan melebihi selalu muhasabah, apa yang telah kita lakukan selama hari-hari yang telah berlalu.
Lihatlah dan perhatikanlah. Apa yang telah kita lakukan berkaitan dengan puasa kita?
Berkualitaskah, ataukah sekedar tidak makan, tidak minum tetapi tidak meninggalkan segala perkara yang diharāmkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla sehingga hanya mendapatkan puasa yang sia-sia?

  • Lihatlah tentang qiyamul lail kita, apakah kita mendapatkan keutamaannya ataukah mendapatkan capeknya saja?
  • Lihatlah tentang shadaqah kita, berapakah yang telah kits keluarkan dan bagaimana kualitas shadaqah yang kita keluarkan?
  • Lihatlah tentang bacaan Qurān kita, telah sampai mana kita telah menelusuri ayat-ayat Al Qurān yang kita baca secara lafazh dan sejauh mana kita mendapatkan faedah dari ayat Al Qurānul Karim?
  • Lihatlah tentang kebaikan kita secara umum, jangan sampai kita menyesal Ramadhān lewat dan kita belum mengumpulkan sesuatu yang bermakna dalam bulan yang mulia ini.
Saat Ramadhān sudah mulai berkemas….
Maka kita perhatikan apa yang telah kita dapatkan dari tarbiyah Ramadhān?
  • Sejauh mana kita telah belajar ikhlas?
  • Sejauh mana kita telah belajar ittiba’ mengikuti detail-detail dari sunnah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam ?
  • Apa yang telah kita dapatkan dari pelajaran kembali kepada Al Qurān, semangat untuk kembali kepada Al Qurān?
  • Apa yang telah kita dapatkan dari pelajaran muraqabah, perasaan selalu dalam pengawasan Allāh Subhānahu wa Ta’āla?
  • Dan, apa yang telah kita dapatkan dari pelajaran akhlak yang sangat agung yang dididik selama bulan Ramadhān?
  • Dan apa yang telah kita dapatkan dari semangat untuk menahan hawa nafsu kita?
Saat Ramadhān telah berkemas…
Jangan sampai kita menyesal.
Belum tentu kita masih berjumpa dengan Ramadhān di tahun yang akan datang.
Perhatikan, bagaimana Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan resep bagaimana kita meningkatkan kualitas amal kita,
“Shalātlah sebagaimana shalātnya orang yang mau mati.”
Demikian pula bayangkan seandainya Ramadhān kita sekarang Ramadhān yang terakhir, maka kita akan berusaha untuk memaksimalkan apa yang harus kita lakukan saat bulan Ramadhān.
Demikian kata Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam,
“Tingkatkan kualitas amal anda menjadi amal yang paling utama dengan mewarnai, dengan banyak berdzikir kepada Allāh dalam segala amal yang anda lakukan”.
Ketika Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya:
“Yā Rasūlullāh, puasa orang yang bagaimana yang paling berkualitas (utama).”
Maka Nabi katakan:
“Puasa yang paling berkualitas adalah puasa orang yang paling banyak ingatnya (saat berpuasa) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”
Maka, setiap ibadah yang paling berkualitas adalah ibadah yang paling banyak di warnai dzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Saat Ramadhān telah berkemas meninggalkan kita….
Maka telitilah, merenunglah, siapkan diri kita ini , gunakan sisa waktu yang ada. Benar-benar waktu yang sangat bermakna.
Jadikan akhir Ramadhān kita adalah akhir yang husnul khatimah, karena sesungguhnya Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengatakan:
“Sesungguhnya amal itu ditentukan pada akhir amal tersebut.”
(Hadīts Riwayat Bukhāri no. 6607)

Mudah-mudahan Allāh Subhānahu wa Ta’āla memudahkan kita meniti akhir Ramadhān dengan memaksimalkan amal, memanfaatkan waktu.
Sehingga keluar Ramadhān benar-benar menggapai ampunan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika artikel ini bermanfaat, bantu share artikel ini. Lets change the world together :)